REFLEKSI DIRI: KESAN DAN PESAN MENGAJAR DI KB/TK BUKIT KALVARI
- Felicia Martina Juwantoro
Pengalaman mengajar di sebuah TK merupakan pengalaman pertama yang memiliki banyak kesan bagi saya. Selama lima kali mengajar dan berinteraksi dengan anak-anak di KB/TK Bukit Kalvari, saya mendapatkan berbagai pelajaran yang sangat membantu dalam kehidupan saya nantinya. Saya belajar bagaimana cara memahami seorang anak, berkomunikasi dengan mereka, dan mendidik mereka.
Saya akui bahwa kegiatan mengajar seorang anak khususnya anak Kelompok Bermain (3 - 4 tahun) bukanlah hal yang mudah khususnya bagi saya yang belum pernah sekalipun berinteraksi secara intens selama beberapa jam dan mengajar anak seusia itu. Saya belajar bahwa kesabaran adalah kunci dalam pendidikan usia dini.
Saya mendapatkan bagian untuk mengajar anak-anak kelompok bermain yang terdiri oleh 6 orang anak yang bernama Harry, Khevin, Jolie, Timo, Edric, dan Cello. Mereka berenam memiliki karakter yang berbeda-beda. Misalnya Khevin, pada pertemuan pertama dengan saya, ia sangat malu hingga menangis dan tidak berani berbicara, namun pada pertemuan berikutnya ia bahkan mau bergurau dan berswafoto dengan saya. Anak-anak di KB/TK Bukit Kalvari sangat ramah dan antusias diajar oleh orang baru, walaupun pada pertemuan awal banyak merasa takut dan malu, pada pertemuan kedua hingga kelima mereka menjadi sangat akrab dengan saya.
Selama mengajar di kelas, Ibu Margareth mendampingi saya dalam pengajaran, selain itu saya dan Einstein berkontribusi dengan membuat soal-soal latihan untuk mereka kerjakan di kelas. Latihan-latihan soal berupa menarik garis, mewarnai gambar, menulis huruf dan angka. Anak-anak benar-benar dididik untuk dapat membaca dan menulis mulai dari usia 3 tahun. Mereka juga diajarkan dalam bentuk nyanyian sehingga mereka pun senang bernyanyi.
Saya merasa cukup kagum bahwa sejak kecil anak-anak di KB/TK Bukit Kalvari telah diajarkan untuk berdoa walaupun masih dipimpin oleh ibu guru. Setiap pagi sebelum kelas dimulai, sebelum makan, dan sebelum pulang sekolah mereka diajarkan untuk berdoa secara sederhana. Menurut saya hal ini sangat penting dalam pendidikan anak usia dini untuk melatih kesadaran mereka akan kerohanian.
Pengalaman berkesan selama lima kali pertemuan mengajar anak-anak KB Bukit Kalvari adalah bagaimana anak-anak tersebut dengan terbuka menerima saya dan teman-teman untuk ada bersama mereka dan mengajar mereka. Keramahan anak-anak kecil itu cukup membuat saya terharu dan kagum betapa polosnya seorang anak yang masih berumur 3 - 4 tahun.
Selain itu, hal menarik lainnya adalah bagaimana saya belajar untuk bersyukur dan menghargai bahwa orang tua saya berusaha dengan keras untuk dapat membiayai saya kuliah dari KB hingga kuliah saat ini. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi beberapa anak yang sekolah di KB/TK Bukit Kalvari cukup kekurangan sehingga beberapa anak terpaksa diberhentikan oleh orang tua mereka dari sekolah karena tidak mampu membayar uang sekolah yang sebesar Rp 500.000 tiap bulannya. Saat mengetahui hal ini, saya merasa sedih dan prihatin terhadap anak-anak tersebut.
Saya berterima kasih kepada TFI yang telah memberikan kesempatan kepada kami dalam mata kuliah Character Building ini untuk melakukan kegiatan ini. Kegiatan yang memang tidak mudah dijalankan namun memiliki kesan yang mendalam bagi saya. Pengalaman berharga yang tidak akan saya lupakan.
Saran kepada teman-teman yang akan menjalankan kegiatan ini, mengajarlah dengan hati yang gembira karena anak-anak yang kalian ajarkan tentu akan membawa semangat yang lebih besar saat kalian berbahagia bertemu dengan mereka. Memang tidak mudah karena mereka harus diajarkan secara pelan-pelan dan kesabaran, namun semua itu akan menyadarkan kalian betapa susahnya mengajar seorang anak kecil dan akan mengingatkan pada diri kita di masa kecil yang mungkin saja seperti itu. Belajar untuk bersyukur dan menghargai atas segala usaha dan jerih payah orang tua dalam mendidik kita sejak kecil hingga menjadi remaja dewasa seperti saat ini.
- Falentino Romario Einstein
Kesan saya setelah mengajar di PAUD yaitu anak-anak yang sekolahannya tidak sebagus dan seberuntung anak-anak yang tinggal di kota ternyata tidak kalahs emangat dan antusiasnya. Bahkan dari cerita-cerita teman saya, anak-anak dari PAUD yang kami ajar jauh lebih aktif di kelas dibandingkan anak-anak dari PAUD lain yang mereka ajar. Rasa kebersamaan dan memiliki sekolah mereka, yang jauh dari kata mewah sangat tinggi. Saya dapat mengambil kesan saat mengajar berdasarkan nilai-nilai pancasila.
“Kemanusiaan Yang Adil danBeradab” disana, para Ibu Guru tidak pernah membeda-bedakan dalam mengajar setiap anak. Bahkan ada salah satu guru yang anaknya juga bersekolah disana. Tapi tidak pernah menunjukan pilih kasih kepada anak lainnya.
Berdasarkan sila ketiga “Persatuan Indonesia”, anak-anak masih sangat polos cara pemikirannya dan tidak pernah membeda-bedakan temannya dari berbagai suku. Semua bermain bersama dengan senangnya. Sila keempat “Kerakyata yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” disana semua keputusan oleh para Guru diambil dengan keputusan bersama. Dan sila lima yang terakhir “Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia”, kaya-miskin dan dari status sosial manapun disana dianggap sama dan sederajat tanpa adanya diskriminasi yang sangat bagus untuk menjadi teladan bagi kami semua
- Josephine Nathania
Kesan saya dengan mengajar anak TK pada pertama kalinya yaitu mendapatkan pengalaman baru. Pada awalnya ada rasanya kecanggungan karena masih baru permulaan pengajaran dan juga adanya rasa kekesalan dan pusing karena anak-anak yang rata-rata berumur 3-5 tahun begitu aktif, sehingga memancu kita lebih interaktif. Tetapi setelah saya mengajar selama 4 minggu pada setiap selasanya di TK Bukit Kalvari, saya menyadari anak-anak yang lingkungan sekolahnya tidak sebagus sekolah anak-anak yang ada di kota ternyata tidak kalah semangat. Dengan mengajar mereka, rasa kebersamaannya sangat berasa ketika berbincang dengan murid-muridnya yang ada.
Hal-hal yang begitu mengesankan bagi saya yaitu anak-anaknya aktif dan kreatif, bagi saya sendiri saya mendapatkan ilmu yang bermanfaat terutama kepada guru-guru TK bagaimana caranya bagaimana anak-anak itu agar kreatif, aktif, sopan santun, dan terutama memiliki wawasan ilmu yang luas.
Kegiatan mengajar ini mengajarkan saya arti menjadi seorang guru. Selama ini saya meremehkan pekerjaan sebagai guru. Ternyata menjadi guru itu tidaklah mudah. Terlebih lagi mengajar anak – anak. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam mengajar mereka. Kegiatan ini pun mengajarkan saya untuk lebih menghargai guru dan sekitar. Membuat saya sadar pentingnya peran guru dalam membangun para penerus bangsa.
- Natasha Setiawan
Pada kegiatan belajar mengajar di TK Bukit Kalvari, kelompok kami mendapat banyak pelajaran penting yang sangat berguna bagi kehidupan kami dikemudian hari. Juga mendapat pengalaman baru yang sangat menarik.
Bagi saya sendiri, kegiatan belajar- mengajar ini sungguh membantu saya untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap orang lain dan menuntut saya untuk mau membantu satu sama lain. Mengajar anak-anak bukanlah suatu hal yang mudah. Mereka masih pada usia pertumbuhan yang sungguh sangat tinggi rasa ingin tahunya. Sehingga dibutuhkan kesabaran lebih dan pengertian bagi saya sendiri untuk mau membantu dan menanggapi mereka.
Sedang dalam pelaksanannyapun, kemampuan saya untuk bekerjasama dengan tim digali lebih dalam lagi. Saya juga belajar untuk mengatur waktu—dimana saya harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen maupun menjalankan kewajiban sebagai pengajar dalam waktu beberapa minggu. Mempersiapkan pengajaran dan kegiatan yang menarik untuk anak-anak. Hal-hal seperti ini sangatlah membutuhkan kerjasama. Kalaupun tidak adanya kerjasama yang baik antara tim dan diri saya sendiri, saya mungkin tidak dapat melewati 5 minggu kegiatan itu dengan baik.
Kegiatan ini sangat berguna dan berarti untuk saya. disamping memberi pengalaman baru, kegiatan ini juga memberi saya banyak pelajaran yang penting, Mulai dari pentingnya menghargai sesama, bekerja sama, sampai peduli dan peka terhadap keadaan sekitar. Biarpun sulit dijalankan pada awalnya, biarpun saya sendiri banyak mengeluh menjalankannya, tapi saya sungguh bersyukur bisa melaksanakannya. Saya berharap kegiatan ini tetap diadakan pada tahun-tahun kedepan, dengan jangka waktu yang mungkin lebih sebentar dan penghargaan dari TFI lebih banyak.
- Roseline
Ini merupakan kali pertama saya mengajar di sebuah sekolah, yakni KB/TK Bukit Kalvari. Mengajar di sekolah ini sangatlah menambah pengalaman serta saya mempelajari banyak hal yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Saya mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan mata kuliah Character Building: Pancasila. Menurut saya, saya telah mempelajari kelima sila yang terdapat pada Pancasila. Mulai dari sila “KeTuhanan Yang Maha Esa”, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, “Persatuan Indonesia”, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, serta sila terakhir yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Selain sila-sila dari Pancasila, saya juga mempelajari hal lain yang berada di luar pembelajaran. Seperti menjadi seseorang yang lebih disiplin, tegas, bertanggung jawab, peka, memperlakukan orang lain secara adil, serta peduli terhadap orang lain, yang dalam hal ini merupakan murid-murid yang berada di KB/TK Bukit Kalvari.
Memang pada awalnya saya sedikit merasa keberatan dengan adanya kegiatan ini karena saya merasa kerepotan dan sedikit kewalahan karena kegiatan ini juga sedikit menyita waktu saya untuk mengerjakan tugas-tugas dari kampus (karena kami merupakan mahasiswa DKV yang selalu diberi tugas tiada hentinya), namun justru dari sini saya juga belajar mengenai time management dimana saya dituntut untuk harus dapat mengatur waktu saya dengan baik untuk mengerjakan tugas serta mempersiapkan bahan-bahan yang akan diajar kepada murid-murid. Saya sedikit menyesal memiliki pemikiran yang seperti itu pada mulanya, karena ternyata kegiatan ini sangatlah seru, menyenangkan, serta menambah pengalaman saya.
Pesan saya bagi para adik kelas yang akan melaksanakan kegiatan ini di tahun-tahun yang akan datang adalah untuk lebih bersabar dalam menghadapi anak-anak PAUD yang masih tergolong anak-anak yang sangat ekspresif, aktif, serta emosinya yang masih labil. Serta untuk dapat belajar untuk pandai membagi waktu dalam mengerjakan tugas-tugas dari kampus dan membuat persiapan bahan-bahan yang akan diajarkan.
- Tio Perdana Ismail
Selama menjalankan tugas mengajar di KB/TK Bukti Kalvari selama 5 (lima) kali pertemuan, saya mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa yang sangat berkesan.
Saya sangat senang bertemu dan berkenalan orang-orang baru, bertukar pikiran, bertukar cerita, memahami perbedaan orang lain, dan lain-lain. Namun kali ini berbeda. Saya bertemu, berkenalan serta mengajar anak-anak yang duduk di bangku TK.
Kesan pertama saya adalah, saya merasa sedikit gugup ketika menghadapi mereka, karena saya sendiri tidak biasa dengan anak kecil apalagi untuk mengajar materi untuk mereka. Namun setelah mengenal mereka, saya menjadi semangat dan lebih percaya diri untuk menjalani kegiatan ini.
Kedua, kegiatan ini menyadarkan dan membuat saya mengerti bagaimana cara kita memperlakukan anak-anak kecil, bagaimana cara kita mengajarkan mereka pendidikan, bagaimana cara kita menyapa mereka dengan kelembutan, bagaimana kita paham bahwa apa yang kita ajarkan nanti akan berdampak dengan masa depan mereka. Kesabaran dan keikhlasan merupakan hal-hal utama yang harus kita miliki dalam mengajarkan seseorang, khususnya mengajar anak-anak kecil. Sikap ini merupakan hal penting yang perlu saya miliki suatu saat yang menjadi orang tua dalam mendidik anak-anak kita sebagai penerus bangsa di masa depan.
Terakhir, kegiatan ini mengingatkan akan masa kecil saya waktu dulu duduk di bangku TK. Bagaimana anak-anak tersebut belajar, merupakan cerminan saya yang dulu waktu kanak-kanak. Hal ini membuat saya teringat juga akan cinta dan kasih sayang orang tua dan keluarga saya punya untuk saya, bahwasannya kerja keras, doa dan harapan terbaik mereka yang membuat saya bisa sampai duduk di bangku perkuliahan ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada TFI dan BINUS atas kesempatan luar biasa yang telah diberikan kepada saya dan kelompok untuk melakukan kegiatan mengajar untuk publik. Tanpa adanya kegiatan ini, mungkin saya sebagai mahasiswa tidak akan pernah merasakan bagaimana jadi seorang guru yang memiliki kesabaran dan keikhlasan dalam mengajar untuk masa depan kami sebagai murid/mahasiswa untuk lebih baik lagi. Pengalaman mengajar ini memberikan kesan yang mendalam untuk saya pribadi.
Semoga kegiatan ini dapat terus berlangsung setiap tahunnya, agar menjadi refleksi diri untuk adik-adik kita yang merupakan bagian dari generasi penerus bangsa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar